sebelum anda membaca tulisan saya ini sebaiknya anda tanggalkan dulu pikiran normatif. Dan melihat dunia pendidikan sebagai bagian yang WAJIB dalam hidup dan kehidupan di Negeri Ini.
Pendidikan dalam Negeri ini adalah suatu komoditas yang tak luput dalam bisnis. Dimana nilai adalah standar. Dan Pengajar (DOSEN+GURU) adalah penentu segalanya dan tak pelak mereka menentukan apa yang harus di kerjakan murid atau mahasiswanya. Sebenarnya ada sinkronisasi antara pengajar dengan siswanya. Yaitu adanya saling ketergantungan, namun yang terjadi saat orla hingga orba dulu guru menjadi bulan-bulanan kebijakan pemerintah. Kemudian bagaimana saat ini, para pengajar tak ubahnya manusia biasa yang dapat khilaf maupun SERING khilaf. banyangkan berapa banyak kasus GURU CABUL, kemudian di ikuti dengan guru Yang memukul siswanya. APAKAH ini model Pendidikan di Negeri kita? Namun pada saat momentum Ujian Akhir Nasional Para GURU akan disibukkan dengan bagaimana mereka Harus mampu meluluskan SISWAnya, atau menyelamatkan MAHASISWAnya Dari ancaman D.O (drop out). Biasanya mereka akan mulai bertingkah dengan standarisasi nilai. Namun bukan pada standarisasi Mentalitas dan kemampuan Bertahan maupun beradaptasi. Berapa Banyak SISWA yang Tidak Lulus Ujian Nasional Akhirnya Bunuh Diri?? Ini semua Karena adanya STANDAR Nilai
Perlu diketahui dalam catatan Ayu Utami, Mengatakan Bahwa Novelis Kawakan Sekelas PRAMOEDYA ANANTA TOER saja bisa sekolah dasar selama 10tahun, bukan karena BODOH dan Nilai, namun karena BAPAKnya yang kepala sekolah dan Mendidik mentalnya untuk bertahan dan beradaptasi.
Demikian juga dengan Prof. Rhenal Kasali yang juga tidak naik kelas ketika sekolah dasar dulu.
APAKAH, Guru dan DOSEN anda adalah pendidik Mental?? tentu Saja Bukan, Mereka adalah pengajar dan penasihat serta Educatif SALES Mentor.
dan inilah dosa yang Pertama:::::::>>>
1.Standar NILAI dan MERASA PENGAJAR SELALU BENAR!!!
sebelum Lanjut Dosa Berikutnya Silakan Baca CURHAT saya =
Bayangkan Untuk menanda tangani (tidak lebih dari 30detik) BEBAS tanggungan Yang saya ajukan, karena memang saya tidak menggunakan LAB. KIMIA DASAR seorang KaLAB, dengan santai Melontarkan Kata-kata : "Besok SAJA, Saya sibuk" Okelah,, Namun bukankah saat itu jam kerja Pukul 13.20 Siang (saat tidak ada mata kuliah seorang dosen biasanya lebih senang Ngeluyur mengurus bisnisnya daripada menjalankan tanggung jawabnya sebagai Pengabdi Kepada masyarakat).
inilah DOSA yang Ke-2
2. PENDIDIK dan PENGAJAR tidak pernah merasa berhutang dengan para MURID, SISWA dan MAHASISWAnya
Bukankah pendidikan di Negara ini tidak Gratis, walaupun dengan adanya BOS (Bantuan OPERASIONAL SEKOLAH) dan Renumerisasi GAJI dan TUNJANGAN ternyata masih saja mereka merasa tidak perlu mengembangkan kemampuan Murid dan SISWAnya. Baik secara IQ, EQ dan SQ
Secara IQ guru atau DOSEN akan sangat terpukul (mudah marah, jarang mengajar, sering memberikan tugas yang tidak masuk dalam kurikulum) jika Muridnya Lebih pandai dari dia, Lebih AKTIF daripada DIA.
Untuk EQ,, para pendidik di Negeri Ini membiasakan menilai buku dari SAMPULnya. Bayangkan hanya karena Kebiasaan sang murid berbicara, mereka terkadang memberikan hukuman. Karena Muridnya sering bertengkar Mereka juga Tidak menaikkan Kelas.
Memang Kenakalan Identik dengan Kemalasan dan Kemalasan Identik dengan Kebodohan. Namun bukan berarti kenakalan pasti disertai dengan Kebodohan, Pada dasarnya kenakalan adalah proses kreatif. Bayangkan Seorang anak Yang membolos dengan memalsukan surat dari orang tuanya, pasti mereka akan berlatif menulis tegak bersambung (bukankah ini proses kreatif).
Seorang anak yang senang berantem (bukan Tawuran, TAWURAN hanya Untuk PARA PENGECUT), secara tidak langsung SISWA tersebut belajar untuk membela diri dan Menyalurkan EMOSI dalam OLAH RAGA ( bertarung 1 lawan 1)
Sedang SQ (spiritual Query) di Negeri ini, menjadi tidak berguna pada seluruh siswanya karena PELAJARAN AGAMA hanya sebatas do'a bukan penghayatan Ke IMANAN dan Ketaqwaan. Bagi Saya keimanan adalah berkah, namun beragama adalah Jebakan spiritual keluarga. APAKAH AGAMA ANDA Yang Pertama KALI ketika anda Terlahir Di KELUARGA ISLAM??
Tentu SAJA ISLAM adalah AGAMA ANDA yang pertama, Jika seandainya nanti atau telah anda berpindah agama?? Begitu Juga SEBALIKnya. Kemudian BAGAIMANA seandainya Negara ini KOMUNIS dengan IDEOLOGI Tetap Pancasila,, tentu tidak ada POIN AGAMA sebagai Jebakan Kelahiran dalam Keluarga mana? Namun Memberikan AGAMA sebagai bagian dari BERKAH Langsung dari TUHAN YANG MAHA ESA (YME)
Dan Itulah HUTANG KEDUA dalam Pendidikan Negara Ini, Pengajar Tidak Pernah Merasa ada hutang terhadap Anak DIDIK,,AJAR,,dan ANAK Bimbingnya. Mereka (SISWA+MAHASISWA) adalah ROBOT yang dijalankan dalam Program kurikulum dan Biaya, Mereka Sangat JARANG diajak Diskusi Sehat,, Mereka SANGAT jarang dibina Mental (I+E+S)*Q nya.
Yang ada MEREKA di bina untuk membayar SPP/BP3/SUMBANGA/IURAN dan apalah Nama Lainnya dengan TEPAT WAKTU... SUNGGUH displin dalam PEMBAYARAN..
OKE,,,
Sebelum melanjutkan Yang Ketiga. Kiranya Saya Boleh Menanyakan APAKAH tulisan saya diatas Salah secara pandangan LOGIKA??
Jika SALAH maka Mohon Jangan DIlanjutkan Ke DOSA Berikutnya
JIKA BENAR maka MOHON anda BERPIKIR Kembali Untuk mencari SOLUSI setidaknya Buat Anda Pribadi,, Buat Kita (jika ANDA RELA BERBAGI) dan BUAT bangsa INI,, JIKA REVOLUSI BERJALAN LAGI HINGGA ESOK HARI,,LUSA NANTI dan HINGGA MATI
DOSA BESAR YANG KE -3 adalah
☺☺♂♂♣♣♣IJAZAH♣♣♣♂♂☺☺
Kenapa IJAZAH??? Karena Inilah standarisasi DUNIA NYATA (SETELAH PENDIDIKAN) maka anda dapat menentukan kelayakan Hidup anda!!
dengan IJAZAH Yang tinggi maka anda akan mendapatkan Lapangan PEKERJAAN Yang LUAS. APAKAH SAAT ini JABATAN UNTUK seorang STAFF dari suatu perusahaan dapat dicapai dengan IJAZAH SMU?? tentu sangat sedikit,,
KEMUDIAN APALAH ARTI dari WB9 /WAJAR (WAJIB BELAJAR 9 Tahun -Hingga SMP/SLTP/MTS) jika, WAJAR adalah suatu kewajiban maka nilai kerja yang diberikan dan distandarkan adalah jabatan yang wajar. Mengapa demikian?? Secara LOGIKA SLTP=WAJIB belajar,, maka jenjang setelah itu bukanlah suatu kewajiban dan nilai yang bukan suatu kewajiban itu adalah kemewahan dan Kelebihan. Maka Layanan kerja Untuk seorang lulusan seorang LANJUTAN pertama adalah STAFF bukan sebagaimana adanya saat Ini SLTP adalah BURUH KASAR,, SMU adalah OFFICE BOY,,CLEANING SERVICE dan PERGURUAN Tinggi (STRATA1) adalah STAFF,, PERGURUAN LEBIH TINGGI (stara2) MANAGER,, Perguruan Paling TINGGI (staraf3) adalah BOS ,, DIRECTOR dan Penentu Kebijakan Bukankan BAPAK PRESIDEN dan WAKILNYA adalah ORANG-ORANG STARAF 3.... Namun dalam benak Penulis Ngapain HARUS SAMPAI Belajar Ke STARAF 3 kalo Mentalnya DONGO,, dan SEORANg DOSEN Institusi di BANDUNG dengan LEVEL Staraf3 ternyata Melakukan PLAGIARISME sungguh Memalukan....
BUYARKAN SAJA PENDIDIKAN DI NEGERI INI KARENA tidak sesuai dengan CITA-CITA BANGSA
Jika ada Yang merasa TULISAN INI merupakan JIPLAKAN atau Plagiarisme Semata MOHON segera KONFIRMASI karena BAGI saya PLAGIARISME tidak UBAHNYA dengan PENCURIAN